CINTA SEGITIGA HAMBA |
Sekilas Cerita Tentang Detik-Detik Wafatnya Rasulullah SAW
Setiap awal pasti ada akhir
Setiap permulaan kisah pasti ada penutup
Setiap perjumpaan pasti ada perpisahan
Seperti kisah sang Nabi Agung terakhir kita, Nabi Muhammad, Rasulullah SAW.
Tuntas sudah pekerjaan berdakwah, menyampaikan risalah, membangun masyarakat baru atas dasar pengukuhan terhadap Uluhiyyah Allah dan pengeyahan Uluhiyah dari selain Allah. Seakan ada bisikan halus yang meramban di dalam sanubari Rasulullah..yang mengabarkan bahwa keberadaan beliau di dunia akan menuju babak akhir…Maka, saat mengutus Mu’adz ke Yaman pada tahun 10 H beliau bersabda kepadanya “Wahai Muadz, boleh jadi engkau tidak akan bertemu aku lagi sesudah tahun ini dan boleh jadi engkau akan lewat di masjidku dan makamkuini” Seketika sahabat Mu’adz menangis sesegukan..
Pada tahun yang sama, saat itu Rasulullah mengumumkan niatnya untuk melaksanakan haji yang mabrur…Haji Wada”, maka orang Muslim berbondong-bondong mengikuti beliau untuk melaksanakan haji tersebut.pada saat di Arafah sekitar 100 ribu bahkan lebih orang-orang Muslim berkumpul..lalu Rasulullah berdiri dihadapan mereka menyampaikan khotbah secara umum.
Salah satu pesan dalam khotbah tersebut bahwa Rasul berpesan demikian “Aku telah meninggalkan ditengah-tengah kalian yang sekali-kali tidak akan tersesat sesudahnya, selagi kalian berpegang teguh pada Kitab Allah. Wahai manusia, para sahabatku, sesungguhnya tidak ada Rasul lagi sesudahku dan tidak ada umat lagi sesusah kalian. Ketahuilah, sembahlah Allah, dirikan sholat 5 waktu, bayarlah zakat dengan suka rela, laksanakan puasa Ramadhan, laksanakan haji..niscaya kalian masuk surga Rabb kalian” lalu Rasulullah bertanya “Kalau kalian kelak ditanya oleh Allah tentang aku maka apa jawaban kalian?” Maka sahabat menjawab “Wahai Rasul engkau adalah orang yang telah memberikan risalah, amanah dan selalu memberi nasihat kepada kami” lalu beliau bersabda seraya mengacungkan jari telunjuknya ke langit dan mengarahkannya kepada sahabat “Ya Allah saksikan wahai Allah, saksikanlah ya Allah, sakikanlah”
Tanggal, bulan dan tahun terus berganti tepatnya pada awal bulan Safar tahun 11 H, Rasulullah pergi ke Uhud, lalu shalat atas sahabat-sahabat yang telah syahid di sana. Pada suatu malam petengahan bulan yang sama beliau pergi ke pemakaman Baqi’ dan mendoakan sahabat yang dimakamkan di sana. Rasul mengatakan “ Sesungguhnya kami, sesungguhnya akupun akan menyusul kalian”
Sepulang dari Baqi’ dan selagi dalam perjalanan, tiba-tiba beliau merasakan pusing dikepala dan panas tubuhnya sangat tinggi hingga para sabahat melihat tanda suhu badan beliau yang panas itu lewat urat-urat nadi di kepala beliau.
Sakit Rasulullah semakin hari semakin bertambah parah hingga 13 hari lamanya, sampai-sampai beliau bertanya kepada para Istri beliau ..”Di mana giliranku besok? Di mana giliranku besok?”
Para sayyidah paham dengan apayang beliau maksudkan. Maka para sayyidah memberi kebebasan kepada Rasulullah untuk memilih. Akhirnya beliau memutuskan untuk berpindah ke rumah sayyidah Aisyah. Beliau berjalan dipapah oleh Fadhol bin Abbas dan Ali bin Abi Thalib hingga tiba di rumah sayyidah Aisyah.
Lima hari sebelum wafat, Rasul dipapah oleh Fadhol dan Ali memasuki Masjid dengan kepala yang diikat, hingga duduk di atas mimbar, lalu Rasul berkhotbah dihadapan para sabahat. Rasul mengatakan “tidak ada yang aku khawatirkan dengan kalian kecuali saat dunia dibentangkan oleh kalian dan dunia itu pula yang akan membinasakan kalian” lalu beliau melanjutkan “Sesungguhnya ada seorang hamba yang diberi pilihan oleh Allah, antara diberi kemewahan dunia menurut kehendaknya ataukah kembali kepada Allah. Ternyata hamba itu memilih untuk kembali kepada Allah”.
Abu Bakar yang mendengar hal tersebut langsung menangis tersedu sedan seraya berkata “Wahai Rasulullah demi Ayah, Ibu, aku, hartaku dan jiwaku menjadi tebusanmu wahai Rasulullah” Rasul menenangkan Abu Bakar “tenang Abu Bakar dan tetaplah ditempatmu Wahai Abu Bakar”. Seluruh sahabat heran mengapa Abu Bakar menangis dan berkata demikian..Akhirnya sahabat memahami bahwa itu adalah pesan tersirat Rasulullah,…bahwa seorang hamba yang diberi pilihan oleh Allah, antara diberi kemewahan dunia , hidup kekal di dunia ataukah kembali kepada Allah. Ternyata Rasul memilih untuk kembali kepada Allah …kemudian seluruh sahabat menangis di dalam Masjid tersebut.
Pada suatu waktu hari Senin para sahabat melaksanakan sholat subuh, Rasul tidak menampakkan diri, beliau hanya menyibak tabir kamar sayyidah Aisyah dan memandangi mereka para sahabat yang sedang baris dalam shaf-shaf sholat. Beliau tersenyum…melihat demikian para sahabat hendak menghentikan sholat, karena merasa gembira dengan keadaan beliau, karena beliau tersenyum demikian seperti sudah sehat kembali… Sahabat Abu Bakar pun mengira bahwa Rasul akan keluar untuk sholat dan menjadi Imam, sehingga Abu Bakar mundur ke belakang hendak berdiri berjajar dengan shaf. Namun beliau memberi isyarat agar para sahabat menyelesaikan sholat. Kemudian beliau menutup tabir kamar sayyidah Aisyah kembali menuju tempat tidur beliau.
Waktu dhuha semakin beranjak, Rasul berada dipangkuan sayyidah Aisyah, Rasulpun memanggil putrinya Fatimah. Fatimah datang lalu memandang wajah Rasul dengan sangat dalam…Lalu beliau membisikkan susuatu kepadanya hingga dia menangis, lalu Rasul kembali membisikkan sesuatu kepdanya hingga sayyidah Fatimah tersenyum kembali.
Dikemudian hari Sahabat menanyakan kejadian ini kepada Fatimah. Dia menjawab”Rasul membisiki aku bahwa beliau akan meninggal dunia, lalu aku menangis..kemudian beliau membisiki aku lagi, berisi kabar gembira bahwa akulah anggota keluarga beliau yang pertama akan menyusul beliau, maka akupun tersenyum”
Fatimah bisa melihat penderitaan yang amat berat pada diri Rasulullah, hingga Fatima berkata “Alangkah menderitanya engkau ya Abi..Alangkah menderitanya engkau wahai Ayahku “
Beliau menjawab “ Tidak ada penderitaan atas ayahmu setelah hari ini wahai anakku”
….ditengah kejadian hari itu, ada seseorang yang mengetuk pintu rumah Rasulullah dan Fatimah membuka pintu rumah “Untuk apa engkau datang kemari, Rasul sedang sakit”
“Tidak, aku harus bertemu dengan Rasuullah”
Untuk apa?beliau sedang sakit”. Fatimah menutup pintu itu kemudian Rasul berkata “Wahai Fatimah dialah malaikat yang akan memutus kebahagiaan sementara di dunia ini wahai Fatimah, dialah malaikat Maut”…lalu Fatimah tertunduk lemas dan menangis..Sayyidah Aisyahpun demikian menangis hingga memenuhi dan membsaahi rambut indah Rasulullah karena pada saat itu Nabi berada dipangkuan Sayyidah Aiisyah
Dalam keadaan lemah melaikat Maut menjumpai Rasulullah SAW
“Assalamualaikum Ya Nabi Ya Rasul”
“Waalaikumsalam ya Izroil”
“Ya Izroil di mana malaikat Jibril?” lalu malaikat Jibril pun datang dengan keadaan lemah pula.
Setelah itu Rasul bertanya kepada malaikat Jibril “Wahai Jibril apa hakku dihadapan Allah?”
Jibril menjawab “Allah telah menanti engkau di surga ya Rasul, para malaikat tidak sabar untuk menyambut engkau di pintu-pintu surga ya Rasulullah” dan Rasul pun tidak tersenyum, kemudian Malaikat Jibril bertanya“Kenapa engkau tidak tersenyum wahai Rasulullah?”
“Aku memikirkan umatku Wahai Jibril , bagaimana dengan umatku kelak?”
“Ya Rasul aku pernah mendengar Allah berfirman bahwa tidak akan masuk surge kecuali umatmu terlebih dahulu” …
Maka perlahan Rasul beralih menatap Malaikat Izroil, kemudian Rasul berkata “Wahai Malaikat Izroil, sudahlah cabut nyawaku kalau memang sudah waktunya”.
Malaikat Jibril memalingkan wajah saat nyawa Rasul akan dicabut oleh Malaikat Izroil, sehingga Rasul bertanya kepada Jibril
“Ya Jibril, wahai Jibril jijikah engkau kepadaku sehingga engkau memalingkan muka dariku wahai Jibril”
“tidak ya Rasulullah bagaimana mungkin aku demikian wahai Rasul..sungguh aku tidak sanggup menyaksikan sakaratul mautmu ya Rasul, manusia yang paling mulia yang waktunya akan segera berakhir di dunia…sungguh aku tak sanggup menyaksikannya wahai Rasul”
Kemudian Mulailah nyawa beliau dicabut oleh Malaikat Izroil, disaat Rasul mulai dicabut nyawanya beliau mengerang…
“AAHHGGHH Apa ini wahai Izroil?” 2 x
“Ya Rasulullah itu adalah sakarotul maut”
Kemudian Rasul mengangkat tangannya sambil mengucapkan
“Tiada Tuhan selain Allah , sungguh dalam kematian ada sakitnya kematian yaitu sakarotul maut, ya Allah ringankan sakarotul mautku ya Allah…2 x”
Dijawab oleh Malaikat Izraoil “ Ya Rasulullah ini sudah aku ringankan 70 kali ya Rasulullah”
Rasul menoleh “Apa Malaikat Izroil ini sudah diringankan 70 kali??”
“Iya Wahai Rasul, sungguh aku tidak pernah mencabut nyawa seorang hamba lebih lembut dari mencabut nyawamu wahai Rasul, ini benar-benar sudah aku ringankan 70 kali wahai Rasul”
Setelah mendengar Malaikat Izroil Rasul semakin menangis “Wahai Izroil 70 kali rasanya masih sesakit ini? Lalu bagaimana engkau mencabut nyawa umatku wahai Izroil”
“Umatmu manusia biasa ya Rasulullah, aku cabut begitu saja”
Rasulullah semakin menangis dan beliau mengangkat tangannya kembali, seraya berkata dan berdoa
“Ya Allah ringankan sakarotul maut dari umatku, dan bebankan saja kepadaku” Lalu doa Rasul dikabulkan oleh Allah..dan benar sakarotul maut kita ditahan oleh Rasulullah, ditanggung oleh Rasul
Pada saat itu Rasulullah berada dipangkuan Aisyah, saat sakaratul maut panas Rasulullah sangat tinggi sehingga setiap kali kain dicelupkan di air, ditempelkan di kening Rasulullah, kain itu langsung mongering…dan saat itu Rasulullah berpesan “aku titip salam kepada umatku dan orang yang mengikutiku sampai hari kiamat” ….”ummati…ummatii…ummati…”
Pada detik-detik nafas Rasulullah, rasulullah sama sekali tidak menyebutkan nama keluarganya…Rasul hanya mengingat umatnya “ummati …ummati..ummati..”
Beliau masih mengangkat jari-jarinya, mengarahkan pandangan kearah langit-langit rumah dan kedua bibir beliau bergerak-gerak. Sayyidah Aisyah masih sempat mendengar sabda beliau pada saat-saat itu “Ya Allah kumpulkanlah hamba Bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat atas mereka dari nabi, sidiqqin, syuhada dan shalikhin.Ya Allah, ampunilah dosaku dan rahmatilah aku.Pertemukan aku dengan kekasih yang Maha Tinggi ya Allah, kekasih Yang Maha Tinggi…. Laaa ilaha illah 3X
Dan tepat pada Hari Senin 12 Rabiul Awwal 11 H, dengan usia 63 tahun Rasulullah menghembuskan nafas terakhirnya di dunia ini….
Pada saat itu Sayyidah Aisyah bingung merasakan sedih…bersedih yang teramat sangat…dan beliau keluar ke halaman rumah, sayyidah Aisyahberkata “Rasulullah telah wafat..Rasulullah telah meninggalkan kita semua 2 X” seluruh pelosok Madinah seperti berubah muram dan gelap…kabar kesedihan langsung menyebar.
Seluruh sahabat dirundung kesedihan, meraka menagis dan ada yang sampai pingsan…Tidak kulihat hari yang lebih muram selain dari hari saat Rasulullah SAW meninggal dunia.
Fatimah berkata “Yaa Abiiii…Wahai Ayahkuu, Allah telah memenuhi doamu, Ya Abbi Wahai Ayahku surga Firdaus tempat kembalimu, Ya Abi Wahai Ayahku, kepada Jibril kami mengabarkan wafatmu”
Sahabat Umar hanya mematung, seperti tidak sadar beliau berkata sambil mengangkat pedangnya…Rasulullah tidak mungkin wafat, Sesungguhnya beliau tidak wafat..tetapi pergi ke hadapan Allah seperti yang dilakukan oleh Musa bin Imran yang pergi dari kaumnya selama 40 hari, lalu kembali lagi kepada mereka kaumnya..Demi Allah, Rasulullah benar-benar akan kembali. Maka siapapun yang berkata Rasulullah wafat hendaknya tangan dan kaki mereka dipotong” Umar tidak mampu menahan kesidihan yang luar biasa, tidak mampu menahan air mata…hingga Umar berkata sambil mengangkat pedangnya “Demi Allah, Rasulullah tidak wafat …Rasulullah benar-benar akan kembali. Maka siapapun yang berkata Rasulullah wafat maka tangan dan kaki mereka akan ku potong”
Abu Bakar masuk masjid tanpa berbicara dengan siapapun, Beliau masuk dan menemui sayyidah Aisyah lalu mendekati jasad Rasul yang diselubungi kain berwarna hitam. Abu Bakar menyibak kain itu lalu menutupnya kembali, dan memeluk jasad Rasul sambil menangis tak sanggup menahan kesedihan.
Kemudian Abu Bakar keluar rumah, yang saat itu Umar sedang berbicara dihadapan orang-orang “Duduklah wahai Umar!”
Umar tidak mau duduk. Para Sahabat beralih ke hadapan Abu Bakar dan meninggalkan Umar . Abu Bakar berkata “Barangsiapa di antara kalian ada yang menyembah Muhammad, maka sesungguhnya Muhammad telah meninggal dunia. Tapi barang siapa diantara kalaian menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah itu Maha Hidup dan tidak meninggal. Allah telah berfirman:
“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlaku sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kalian berbalik ke belakang (murtad) Barang siapa berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudarat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur”
Seketika itu Sahabat Umar menunduk kepala serta sahabat-sahabat lain sadar bahwa Rasulullah benar-benar sudah meninggal dunia. Sahabat Umar menundukkan kepala dan sadar bahwa saat itu Rasul benar-benar sudah wafat dan meninggalkan dunia ini.
Rasulullah telah wafat..dan meninggalkan kepedihan kepada seluruh Sahabatnya..
Lantas bagaimana dengan kita….
Padahal Rasulullah pernah berujar kepada seluruh sahabatnya
“Kelak aku akan merindukan sahabatku “
“Ya Rasul siapa sahabatmu, kamilah sahabatmu wahai Rasul”
“Bukan, sahabat lainku selain kalian”
“Siapa itu wahai Rasul?”
“Mereka adalah sahabat sepeninggalanku, yang cinta dan menyebut namaku meski tidak pernah bertemu dan berjumpa denganku”
Siapakah sahabat yang disebut oleh Rasul? Tidak lain adalah kita semua yang tidak pernah bertemu dengan beliau …..bahwa yang paling beliau nantikan adalah perjumpaan dengan umat yang meyakini adanya beliau, bagi kita yang mengaku cinta kepada beliau….
Maka mari kita berdoa kepada Allah dan mari kita ucapkan “Assalamu’alaika ya Rasulullah..Assamu’alaika Ya Habiballah…”
Ya Allah izin kami yang masih penuh dosa ini, mengharap ridhoMu untuk selalu menjadi umat Rasulullah
Ya Allah izin kami yang masih penuh dosa ini, yang lalai akan perintahMu, yang selalu meremehkan sholat, yang jarang sekali membuka dan membaca kitabb Al-Qur’an..yang masih sering melakukan dosa….
Ya Allah berikanlah kami kebaikan di dunia dan akhirat dan jauhkan kami dari siksa nerakaMu Ya Allah
Ya Allah izin kami yang masih penuh dosa ini, mengharap ridhoMu untuk selalu menjadi umat Rasulullah dan izinkan kami kelak berjumpa dengan Rasulullah dipintu surge yang Engkau ridhoi….
“Cerita atau renungan ini pernah dibacakan saat acara CINTA SEGITIGA HAMBA”
JABUNG, MALANG 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar