1. Pembawa buku
Tanjakan jalan itu
Sedikit berliku
Naik turun dan
berbatu
sosok berwajah keriput itu
menelan panas dan
waktu
hampiri sikecil
pembawa buku
perlahan sepeda
dikayuh
seakan kayu rapuh
berusaha menyuluh
kerentaan dalam
keluh
sikecil pembawa buku
gambaran rindu,
keriput yang kehilangan lagu
tahun lalu dan kini
hanya ada sajak membisu
Ngalah,
05 Maret 2016
2. Negeri Kesunyian
Ditampar kehampaan
dipukul kesendirian
Terasa dipelupuk
dalam ruangan
Negeri kesunyian
Ada tapi tiada
Rupa tapi tak rupa
Batas tapi tak
berbatas
Bawa dimensi
pongah
Penuh bangunan
rasa lengah
Dengan atap bocor
membuncah
Setiap lantai
penuh air nanah
Negeri kesunyian
Terasingkan
dipulau seberang
Hati lari jiwa
terbang
Melayang, hingga
sukma hilang
Tertelan awan
dalam lautan bintang
Kesendirian yang
malang
Ngalah, 10 maret 2016
3. Nanar
Nanar benar bibir
berkelu
Terbalut kata
halus dalam berlaku
Ini itu ratakan
suara sendu
Terkabung seperti
aroma wangi menyerbu
Hah.. gila kata
sandiwara
Tercium kala kata
sudah jadi gila
Aroma masuk hingga
ke ulu
Bangkai
saudara terlumat sandiwara
Yang kian lama
terkubur dalam wanginya
4. Apalah arti
Apalah arti bunga,
yang tak dapat harumkan dirinya
Apalah arti raga,
yang tak dapat pahamkan jiwa
Apalah arti piala,
yang tak dapat mengerti penghargaannya
Apalah arti kata,
jika tak dapat mengerti kandungannya
Apalah arti tahta,
yang dapat menyeimbangkannya
Apalah arti
wanita, yang tak dapat mengerti kodratnya
Apalah arti kawan
seiya sekata, yang tak dapat mengerti sejatinya
Ngalah, 15 maret 2016
23.42 wib
5. Ssttt
Sstt… diam diam
menyusut
Ini rahasia biar
tak kusut
Dalam- dalam
terkubur
Dikubur dalam-dalam