Kamis, 07 April 2016

puisi tentang kehidupan



1.       Pembawa buku

Tanjakan jalan itu
Sedikit berliku
Naik turun dan berbatu
 sosok berwajah keriput itu
menelan panas dan waktu
hampiri sikecil pembawa buku
perlahan sepeda dikayuh
seakan kayu rapuh
berusaha menyuluh
kerentaan dalam keluh
sikecil pembawa buku
gambaran rindu, keriput yang kehilangan lagu
tahun lalu dan kini hanya ada sajak membisu

Ngalah, 05 Maret 2016

2.       Negeri Kesunyian

Ditampar kehampaan dipukul kesendirian
Terasa dipelupuk dalam ruangan
Negeri kesunyian
Ada tapi tiada
Rupa tapi tak rupa
Batas tapi tak berbatas
Bawa dimensi pongah
Penuh bangunan rasa lengah
Dengan atap bocor membuncah
Setiap lantai penuh air nanah
Negeri kesunyian
Terasingkan dipulau seberang
Hati lari jiwa terbang
Melayang, hingga sukma hilang
Tertelan awan dalam lautan bintang
Kesendirian yang malang

Ngalah, 10 maret 2016
3.       Nanar
Nanar benar bibir berkelu
Terbalut kata halus dalam berlaku
Ini itu ratakan suara sendu
Terkabung seperti aroma wangi menyerbu
Hah.. gila kata sandiwara
Tercium kala kata sudah jadi gila
Aroma masuk hingga ke ulu
Bangkai saudara  terlumat sandiwara
Yang kian lama terkubur dalam wanginya

4.       Apalah arti
Apalah arti bunga, yang tak dapat harumkan dirinya
Apalah arti raga, yang tak dapat pahamkan jiwa
Apalah arti piala, yang tak dapat mengerti penghargaannya
Apalah arti kata, jika tak dapat mengerti kandungannya
Apalah arti tahta, yang dapat menyeimbangkannya
Apalah arti wanita, yang tak dapat mengerti kodratnya
Apalah arti kawan seiya sekata, yang tak dapat mengerti sejatinya
Ngalah, 15 maret 2016
23.42 wib
5.       Ssttt
Sstt… diam diam menyusut
Ini rahasia biar tak kusut
Dalam- dalam terkubur
Dikubur dalam-dalam

Rabu, 06 April 2016

Puisi Kehidupan



Aku terlapis aku

Menjelang mimpi larut malam
Wajah yang begitu kusut, temaram
Hanya bersjak tak tersandarkan
Kepiluan, kesendirian
Guncangan hati terpaut kenistaan
Terungkap dalam-dalam
Apa arti seorang diri
Menuliskan aku terlapis aku
Dari tinta jasmani dan ruhaniku
Dengan kertas yang kusam dan mulai usang
Dan garis tepi hati yang tak tertata rapi
Apa kuasa ini?
Kalau aku masih merasa sendiri
Ditengah ramai dunia
Yang begitu menggelorakan
Setiap insani
Ngalah, 03 april 2016


Merangkul Bumi

Langit dikaki negeri
Naungi risalah tak bertepi
Teduhkan pandang, jalan berbudi
Jalan berliku kisahakan berjuta arti
Bergumul melangkah pelan dan pasti
Ke arah jalan Ilahi yang diridhoi
Menjunjung langit merangkul bumi
Dikaki negeri memijakkan mimpi
Agama kami
Nusantara kami
Abdi hidup bangsa ini
Langkah mimpi dan harapan
Tak akan mati
Merangkul bumi pertiwi
Ditengah badai globalisasi
Kekuatan bakti saksi bisu dalam peti
Sebagai panorama kediaman yang serasi
Antara warna langit pribumi yang terpuji
Ngalah, 28 maret 2016


Balada Mawar

Wangi bunga terpenjara dalam kuncup
Tangisan kelopak mawar meredup
Mahkota, sari aroma tercuri lebah
Melelehlah mawar hingga keluarkan darah

Durinya ternodai waktu
Pelan-pelan tinggalkan mawar sendiri
Hingga daun turut jadi korban tangisan
Atas pedihnya mawar yang terkurung
Terkungkung, tersungkur
Terpengkur, mendengkur

Akar mawar mulai terkena badai
Balada mawar yang menderai
Sekuat tenaga hilangkan dahaga
Hingga
Meneguk darahnya sendiri
Mahkota yang terlepas dari raga
Oh.. malang rupanya!!!
Ngalah, 03 april 2016