Renungan untuk Pelantikan Organisasi

Sebelum kita memulai renungan ini, mari kita atur pernafasan terlebih dahulu.

Atur nafas sebanyak 5 kali..pejamkan mata, coba kita buang semua pikiran yang saat ini masih mengganggu kita..(tunggu mereka sampai dalam kondisi tenang).

Adek-adekku coba kalian bayangkan dengan kondisi mata terpejam itu, ada setitik cahaya terang dan terdapat lafadz Allah…mari kita pandang terus lafadz Allah sambil kita tenangkan hati..Allah…Allah..Allah..Allah, semakin dalam kita sebut lafadz Allah…Allah..Allah

Ingat hindarkan semua pikiran negative yang mengganggu, terus konsentrasi kita ucapkan lafadz Allah di dalam hati…Allah..Allah..Allahhh

(Tunggu 30 detik dan baru memainkan music/lagu/instrument)

Kalian bayangkan saat berada di dalam perut ibu, betapa Allah memberi rahmatNya kepada kalian hingga kalian dapat menjadi sosok yang sekarang duduk di Mts Darut Taqwa 02 ini.

Sekarang, coba kita membayangkan wajah orang tua kita, ayah dan ibu kita…entah mereka masih ada di dunia ini atau jauh meninggalkan kita. Teruslah membanyangkan wajah mereka dengan gambaran wajah yang sedih, semakin tua, dan meneteskan air mata. Pernahkan kita berpikir betapa besar dan banyaknya pengorbanan kedua orang tua kita?? Pernahkah kita berpikir untuk membalas kebaikan mereka saat kita masih kecil hingga sekarang???

Selama ini kita hanya peduli pada diri sendiri. Tapi apakah kalian semua pernah memikirkan perasaan ayah dan ibu kalian saat mereka tidak dapat memenuhi keinginan kalian dan mereka berusaha dengan keringat dan susah payah untuk mendapatkannya.

Coba pikirkan hal itu…saat kita marah terlalu menuntut.. tapi ibu selalu sabar dan tabah, kalaupun ibu kita telah tiada pasti mereka juga akan tetap sabar dan menitikkan air mata melihat kita saat ini. Ayah juga demikian, beliau akan kerja keras demi memenuhi kebutuhan kita di pondok…kalaupun ayah kita sudah meninggal patutlah..percayalah,, bahwa mereka tau apa yang kita lakukan di dunia ini..

Ingat, ketika pertama berangkat ke pesantren ini…??

Mereka begitu berat melepas kita yang sekarang tidur jauh dari rumah, mereka khawatir kita tidur kedinginan, tidur di lantai, makan tidak tepat waktu, hafalan yang memberatkan kita..tapi meraka percaya bahwa kita semua dapat melalui itu,,, mereka memberikan segala yang kita inginkan.. Buk pingin ini.. Ayah pingin ituuu…segala yang kita minta pasti mereka akan berusaha untuk memenuhi..tapi nyatanya??? Apa balasan kita terhadap mereka?? Kita malah suka bergurau, menghabiskan waktu dengan bermain di asrama..bukan malah untuk hafalan dan membaca kitab…kalian sering mengecewakan guru dan orang tua..kalian mendholimi mereka…setiap malam guru dan orang tua kita mendo’akan di sela-sela sujudnya, tapi kita begitu terlelap dan bangun mungkin hanya sekadar untuk antri kamar mandi…

Cukupkan penyesalan ini sampai disini, kita ubah kebiasaan kita di pesantren…Renungkan!! Renungkan!! Kesalahan apa saja yang telah kita perbuat dan bagaimana kita menebusnya!! Cuba bayangkan ketika kita merengek minta di kirim dan mengeluh bahwa uang kita habis…ganti semua itu dengan kata-kata yang baik, dan bukti prestasi yang dapat membanggakan mereka…Kita mengikuti oraganisasi ini juga tidak serta merta hanya ajang untuk menambah teman dan mencari pacar adek-adek…tapi kita harus berusaha menjadi pribadi yang sehat dan jadikan organisasi ini sebagai bekal…bekal apa?? Bekal untuk merawat orang tua dan saudara kita ketika sedang sakit…

Kita kembali ke masa lalu, ingat saat kalian berumur 1 tahun?? Ibu menyuapi dan memandikanmu sebagai balasannya kamu menangis sebanpang malam. Waktu berumur 2 tahun, ibu dan ayah mengajarimu cara berjalan, sebagai balasannya..kamu kabur saat mereka memanggilmu, waktu kalian berumur 3 tahun ibu dan ayah selalu tak tenang tidur saat tiba-tiba kalian ngompol di tempat tidur, waktu kalian berumur 4 tahun ayah dan ibu membeli dan memberikan kalian pensil berwarna tapi sebagai balasannya kalian malah mencoret-coret dinding rumah bahkan meja dan kursi dapat menjadi sasarannya. Waktu kalian berumur 7 tahun kalian mulai memasuki sekolah SD/MI kalian senang sekali tapi dibalik semua itu ayah dan ibu kita mulai pusing memikirkan uang untuk membeli peralatan sekolah dan membayar uang gedung, waktu kalian berumur 10 tahun, kalian mulai senang bermain dengan teman sebaya hingg jika ibu dan ayah memanggil meminta kalian untuk tidur siang ataupun mengaji/ belajar kalian tidak pernah mendengarkannya. Waktu berumur 13 tahun, kita mulai mengenal dunia pesantren.. entah bagaimana awal jalan kita berada di pesantren ini dan sekolah di MTs Darut Taqwa 02 ini, mungkin ada diantara kita yang dipaksa orang tua/ malah keinginan kita sendiri,, tapi itu semua adalah kebaikan untuk diri kita.. mereka berusaha menyelamatkan kita dari kebobrokan dunia luar.tapi sebagai balasannya kita meremehkan waktu di pesantren, tidak pernah belajar, ujian suka nyontek, tidur saat diniyah dan sekolah..padahal mereka susah payah untuk membayar uang SPP, Syahriyah dan uang makan kost untuk kita. Lantas apakah kita harus terus seperti itu??

Kelak kita kita sudah berumah tangga dan menjadi orang sukses akankah kita menyibukkan diri dan tak ada waktu untuk mereka??

Coba dengarkan puisi ini..bayangkan bahwa puisi ini wujud surat dari ayah dan ibu kalian.

Ketika kami tua, kami berharap engkau mengerti dan sabar pada kami, ketika kami memecahkan piring atau makanan di meja karena penglihatan kami berkurang. Kami berharap engkau tak berterik memarahi kami karena penglihatan kami yang berkurang, orang tua memang sangat sensitive, milikilah belas kasihan ketika engkau harus berteriak marah. Bayangkan saat engkau masih kecil, kami selalu sabar meski engkan memecahkan sesuatu , meski kalian menangis kami tidak memarahi engkau, tapi kami malah menenangkanmu.

Ketika lisanku berkurang dan kami  tidak bisa mendengar apa yang engkau katakana. Kmai berharap engkau tidakberteriak “Ulangi apa yang bapak katakan!!” “Ulangi apa yang ibuk katakan!! Saya gak dengar ibuk ngomong apa” kami minta maaf anakku…kami menua..dan tinggal menunggu panggilan dari Sang Pencipta.

Ketika lutut kami mulai melemah, kami berharap engkau sabar membantu kami berdiri. Seperti dulu saat kami melakukannya padamu, ketika engkau kecil, ketika engkau belajar bagaimana cara berjalan. Mohon tahan terhadapku…papah kami ke kamar mandi karena kami terlalu lemah untuk melakukannya sendiri.

Ketika kami tetap mengulangi perkataan  kami mengenai ingatan-ingatan yang salah. Mohon dengarkan,,, kmi mohon jangan menertawakan atau malah tidak mendengar cerita kami.

Anakku!!! Engkau ingat ketika engkau kecil dan ingin balon??engkau begitu bertingkah berlebihan, melakukan apapun dan menangis, sampai engkau mendapatkan apa yang engau mau.

Kami mohon maafkan bau badan kami juga. Bau seperti orang yang sudah tua. Kami mohon jangan memaksa kami untuk mandi… tubuh kami lemah, orang yang tua mudah sakit ketika mereka terkena dingin. Kami berharap kami tidak mempermalukan engkau. Ingatkahhh engkau ketika engkau kecil??? Kami mengejar dan menangkapmu karena engkau tidak mau mandi. Kami berharap engkau bisa sabar menghadapi kami. Ketika kami marah dan mengomel itu semua bagian dari tua. Engku akan mengerti saat engkau tua kelak.

Dan jika engkau memiliki sisa waktu, kami berharap kita bisa berbincang-bincang walau hanya sebentar. Kami selalu sendiri setiap waktu dan tidak memiliki satupun teman untuk berbincang-bincang walau hanya sebentar. Kami selalu sendiri …sekalipun engkau tidak tertarik pada cerita kami..mohon luangkan waktu untuk kami…

Ingatkahhhh ketika engkau masih kecil?? Kami selalu meluangkan waktu untukmu, mendengarkan ceritamu tentang mainan-mainan mu…ketika waktu itu datang, kami sakit dan terbaring di tempat tidur. Kami berharap engkau sabar merawat kami..

Kami minta maaf, jika tiba-tiba buang air di tempat tidur atau menyusahkanmu. Kami berharap engkau sabar merawat kami sampai akhir hayat kami…

Kami akan pergi dalam waktu yang tidak lama lagi. Ketika waktu kematian kami datang, kami berharap engkau memegang tangan kami, dan member kekuatan untuk menghadapi ‘mati’..dan jangan cemas ketika nanti kami bertemu Allah, kami akan berbisik padaNya. Untuk merahmatimu dan mengasihimu. Karena engkau mencintai dan menyayangi yah dan ibuumu.. terima kasih banyak telah mencintai ibu dan ayahmu. Sekian ..

Nah adek-adek…itulah tadi isi surat dari seorang ayah dan ibu…bagaimana kalau suatu saat mereka tiba-tiba meninggalkan kita??bisa jadi ketika kita enak-enakkan di pesantren ini…lalu ada berita bahwa orang yang sangat menyayangi kita meninggalkan kita begitu saja….bagaimana jika demikian???

Maka jika orang tua kita masih adaaaa,, berikanlah kasih sayang terhadap mereka dan perhatian lebih dari yang pernah engkau berikan selama ini. Kita luruskan niat berada di pesantren..berada di organisasi ini..tidak tidur saat guru menjelaskan..tidak mencontek saat ada PR/ujian..mari kita perbaiki diri..jangan pacaran. Ingat pesan Romo Kyai Sholeh bahwa pacarn itu hanya kan membuat kita daftar menjadi orang bodohhhh..dan membuat kecewa orang tua kita.

Maka.. jika orang tua kita masih ada, ingatlah kasih sayang dan cintanya yang telah diberikan dengan tulus ikhlas kepada kita dan do’akanlah setiap sujud sholat 5 waktu, setiap tahajjud setiap dhuha..mohonkanlah kepada Allah ampunan bagi orang tua kita dan guru-guru kita…

(tutup dengan do’a berbakti kepada orang tua)…

Salam buat adek-adek MTs janganpernah lupa dengan jasa-jasanya para alumni, harus tetap sambungsilaturrahmi…ingat perjuangan dulu di tahun 2009 PMR sempat jatuh bangunkeberadaannya..tapi berkat kerja keras alumni semuanya menjadi lancer dandorongan dari pak Ali Bisri yang membangkitkan semangat serta keberadaanPembina baru Pak Shodiq yang senantiasa mengerahkan segala tenaga yang diberikan…alumni juga akan bersedih hati jikalau melihat adek-adek memiliki rasasemangat yang kurang dan menjadikan organisasi hanya sebagai ajang nama…keepspirit

Puisi Untuk Guru

Pohon Keteduhan

Termaktub dalam langkah pasti

Terbawa angin mengembara diteras suci

Depar-derap cerita hampiri memori

Tanggalkan atap kelahiran

Tuk menjuntai berjuta impian

Dalam suatu malam temaram

Melody do’a ternyanyikan

Pada pemilik dan penguasa malam

Ilmu yang bertahta dalam hati, pikiran

Dapat sertakan kedamaian

Pada kabut fajar perbatasan

Menuju satu langkah perjuangan

Mengumpulkan daun-daun ilmu yang berserakan

Dibawah pohon sang maha guru

Pemberi keteduhan

Dari harap do’a yang terpanjatkan

Penulis puisi kelahiran kota kucecwara 26 april 2016 berbintang taurus ini bernama lengkap Nabila Naulianah. Aktif sebagai santri dipondok pesantren Ngalah Asrama D, menghabiskan detik-detik waktunya dengan menulis aksara dan menambah pengetahuan dengan membaca. Penulis puisi sederhana ini bercita-cita ingin menjadi santri yang dapat berguna bagi manusia lainnya.